Sepatumerah : kumpulan artikel yang dipublikasi

..ehm, belum semua sih :"> - masih harus membongkar-bongkar komputer untuk nemuin file tulisan yang lainnya.

Tuesday, August 22, 2006

BASA BASI

DALAM perjalanan, sering saya ditanyai pertanyaan-pertanyaan basa-basi. Beberapa tahun lalu misalnya, ketika sedang berada dalam sebuah kereta api dari suatu kota menuju Bandung, orang di sebelah saya bertanya, “Mbak, mau ke Bandung juga ya?”

Saat itu saya hanya bisa melihatnya dengan pandangan aneh, dan berpikir, “Ya iyalah, ini kan kereta api menuju Bandung, masa sih saya mau ke Bangkok?”

Dulu saya nggak pernah ngerti, kenapa begitu banyak orang yang suka berbasa-basi, seperti bertanya “kuliah di mana, Mbak?” dan segera setelah saya jawab, orang itu bertanya lagi, “Oh, kenal si anu dong, fakultas ini angkatan ini..”. Padahal, aduh, yang kuliah di kampus saya ‘kan bukan hanya sepuluh orang yang berasal dari satu fakultas, satu angkatan dan semuanya saling mengenal? Yah, memang saya sangat nggak suka berbasa-basi, dan nggak melihat berbasa-basi itu ada gunanya.

Tapi pandangan saya tentang berbasa-basi berubah ketika saya mengikuti mata kuliah ilmu komunikasi yang membahas mengenai basa-basi ini. Menurut dosen saya, membicarakan atau menanyakan hal-hal remeh seperti “mau kemana?” atau “kuliah di mana?” atau “kenal sama si ini, nggak?” itu disebut komunikasi fatik (phatic communication). Bukan sekadar bertanya, tapi juga menganggukkan kepala tiap bertemu seseorang yang kita tahu, tersenyum, bersalaman, dan lain sebagainya.

Phatic communication itu berfungsi untuk membuat manusia merasa nyaman. Baik dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Dan perasaan nyaman itu diperoleh jika kita mengakui eksistensi atau keberadaan orang lain, dan orang lain juga mengakui eksistensi atau keberadaan kita.

Pernah ngerasain nggak, berada di tempat baru, misalnya di hari pertama les Perancis di CCF, dan nggak ada satu orang pun yang kalian kenal, gimana rasanya? Asing dan canggung, apalagi kalau nggak ada seorang pun yang mengajak kalian ngobrol. Itulah perasaan kita kalau keberadaan kita nggak diakui.

Dalam posisi tersebut, mau nggak mau kalian mencoba berkomunikasi dengan orang yang duduk di sebelah kalian. Dan itu biasanya dimulai dengan bertanya, “sekolah di mana?” Yah, walaupun obrolannya akan berlanjut, “Oh, gue punya temen di sana juga, kenal si ini nggak?” Tapi setidaknya, setelah mendapat teman mengobrol, kalian langsung merasa lebih enak ‘kan?

Pada intinya adalah, manusia itu makhluk sosial, yang selalu membutuhkan orang lain untuk mengakui keberadaan dirinya. Jadi bayangkan, kalau misalnya kalian berada di tempat asing, dan semua orang nggak peduli, rasanya nggak nyaman ‘kan? Dan coba kalau posisinya di balik, ada orang baru yang masuk dalam lingkungan kita, misalnya murid baru di sekolah kita, dan nggak ada seorang pun mengajaknya ngobrol. Pasti orang itu juga merasa nggak nyaman.

Jadi sebenarnya bukan isi pembicaraannya, tapi tindakan menegur, bertanya, tersenyum, bersalaman, menganggukkan kepala, yang menunjukkan bahwa kita mengakui keberadaan orang lain lah yang penting. Dan ini bukan hanya berlaku untuk orang yang berada dalam lingkungan baru saja, menganggukkan kepala pada guru ketika bertemu, berkata “hei!” pada orang yang kita kenal walaupun kita nggak dekat dengannya, juga dapat disebut sebagai tindakan phatic communication.

Saya baru merasakan “nikmatnya” phatic communication, pada sebuah penerbangan dari Surabaya menuju Kupang yang saya lakukan akhir tahun lalu. Saya duduk bersebelahan dengan seorang perempuan, dia bertanya pada saya, “Mau ke Kupang juga?” Duh, untungnya saya sudah mengerti kegunaan phatic communication, kalau nggak, mungkin saat itu saya akan menjawab, “Bukan, saya mau ke Hong Kong!”

Akhirnya pada dua jam perjalanan itu, saya tidak harus terbosan-bosan menunggu pesawat mendarat, bahkan buku-buku yang sudah saya siapkan untuk membunuh waktu perjalanan pun sama sekali tidak saya keluarkan dari ransel. Dan sampai sekarang saya masih berhubungan dengan perempuan tersebut. Ternyata, phatic communication juga bisa menambah teman!

(Rubrik Selancar, Belia, Pikiran Rakyat)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home